Amukan si Jago Merah |
Grobogan, Sabtu (11/7/15) pukul
19.30 WIB menjadi hari bersejarah. Duka mendalam dialami para pedagang yang
kehilangan dagangan untuk persiapan lebaran ludes oleh si jago merah. Puluhan kios
yang struktur bangunannya banyak terbuat dari kayu, kini tinggal abu dan puing
reruntuhan.
Pasar Truko merupakan
jenis pasar Tradisional terletak di Desa Mojoagung kecamatan Karang rayung
kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Berjarak kurang lebih 6,5 km dari pasar Godong kea
rah Karang rayung atau Juwangi-Boyolali. Pasar Truko berdiri lebih dari 30
tahun yang lalu. Keberadaan pasar ini telah membuat perputaran perekonomian di
karang rayung, Godong dan penawangan bahkan sampai jeketro Gubug.
Titik lokasi Kebakaran |
Letak yang strategis,
jumlah penduduk yang makin meningkat menjadikan pasar ini menjadi rujukan
masyarakat. Bahkan di perempatan Truko sering terjadi kemacetan karena jalan
ini terhubung antara kecamatan karang rayung dengan Kecamatan Godong dan
Juwangi kabupaten Boyolali. Infrastruktur Jalan dengan Cor Beton menjadikan
wilayah ini menjadi jalur alternatif Semarang Purwodadi, dan Semarang-Solo
Kejadian
ini mengingatkan penulis, sebelum Ramadhan pernah makan lontong sayur dengan
sambal kacang tanah. Murah meriah cukup
mengeluarkan uang 6000 sudah bisa makan kenyang. Pernah juga penulis membeli
peralatan elektronik di area pasar, sembari melihat lihat perlengkapan
pertanian seperti Arit (sabit), Bendo, Pacul (Cangkul) dan Garuk Jerami.
Masyarakat
yang mayoritas penduduknya bertani, berdekatan dengan Pasar Truko seperti Warga
Desa Pangkalan, Kopek, Kemploko, Guci, Sumur Gede, Sambung, anggas wangi,
Guyangan, Gundi, Sumberagung, Karang rayung, Mojo agung, putat nganten,
temurejo, Rawoh, Dempel, werdoyo. Akan memanfaatkan Pasar Truko Sebagai rujukan
mencari bahan Sembako dan perlengkapan rumah tangga.
Hubungan
pedagang dengan masyarakat sekitar seperti saudara, ada kabar kejadian
kebakaran ini salah seorang penduduk dari desa Gundi Cegluk sapaan akrabnya
langsung mendatangi lokasi . Warga hanya bisa membantu memadamkan kobaran api,
dan memberikan semangat kepada pedagang untuk tetab tabah menerima cobaan ini.
Kobongan
Seperti
Supriyono (43), mengatakan, saat kejadian, warga tengah menjalankan ibadah
salat tarawih. Hanya saja, lanjut dia, saat itu beberapa warga melihat ada
kobaran api yang membumbung ke atas di salah satu kios di pasar Truko.
Luluh Lantah |
Warga
lalu berteriak dan berhamburan karena kobaran api semakin membesar. Warga lalu
menginformasikan kepada aparat setempat, kata Supriyono. Sementara seorang
pemilik kios, Darti (48), mengaku tak tau menahu perihal kebakaran yang
terjadi. Warga Desa Mojoagung itu bisa mengetahui adanya kebakaran dari
tetangganya (tribunjateng)
Setelah
berjuang satu jam, petugas pemadam kebakaran yang dibantu warga sekitar,
berhasil menjinakkan amukan si jago merah. ” dari pihak-pihak terkait belum
dapat menyimpulkan penyebab kebakaran secara pasti. Namun ada dugaan, kebakaran
disebabkan hubungan arus pendek. Untuk berapa kerugian saat ini pemerintah
kabupaten Grobogan masih melakukan pendataan
Seperti
Darpin (51) harus kehilangan Toko dan dagannya “Padahal arep nggo mremo lebaran mas malah keno kobongan” sambil berkaca-kaca matanya. Lebaran kali ini,
mereka harus kehilangan barang dagangan, kios dan los. Puluhan juta raib dalam
sekejab oleh si jago merah. Lebaran sebentar lagi harusnya menjadi kebahagiaan
sanak saudara. Kini ratapan tangis, kesedihan, luka yang mendalam dan hanya
sikap pasrah yang bisa dilakukan untuk tepat tegar menghadapi ujian di bulan
ramadhan tahun ini.
Grobogan,
12 Juli 2015
Salam
Setiawan
Widiyoko
No comments:
Post a Comment
Komentar anda sangat bermanfaat