Dokpri: Salah satu peziarah dari Jakarta |
Diantara kabupaten di Jawa Tengah Grobogan memang kaya akan wisata,
seperti didalam komplek wisata api abadi mrapen, terdapat pula watu bobot atau
batu bobot atau batu berat. Batu ini sudah ada sejak zaman majapahit. Banyak
masyarakat mencari keberkahan dengan mengangkat batu tersebut dengan di
dampingi seorang juru kunci dan menabur bunga telon di atas batu.
Batu ini terletak didalam ruang
kecil sebelah utara api abadi mrapen. Menurut cerita batu bobot mulanya merupakan
umpak atau landasan salah satu tiang kerajaan majapahit yang sebenarnya hendak
dibawa ke Demak. Oleh kanjeng Sunan Kalijaga, batu ini ditinggal karena dapat
memperlambat perjalanan. Sebab batu ini ketika dibawa oleh pengikut kanjeng
Sunan Kalijaga merasakan beban yang berat. Karena di tinggal, lantas batu ini
digunakan oleh empu supo untuk landasan membuat keris kyai sengkelat.
Saat ini kondisi batu bobot sudah
pecah, ketika itu pada masa penjajahan belanda ada yang memaksakan diri mengangkatnya
lalu dijatuhkan begitu saja. Kemudian oleh juru kunci diikat dengan ijuk,
tetapi sekarang diraut dengan tali plastik. Batu bobot memiliki berat 20 kg,
tetapi batu ini memiliki keanehan,ketika diangkat terkadang beratnya bisa
melebihi 20 kg, kadang bisa kurang dari 20 kg.
Dokpri: Batu Bobot |
Keanehan yang ditimbulkan batu bobot
akhirnya menjadikan banyak orang penasaran dan bahkan tidak sedikit mereka yang
meminta berkah untuk meramal nasib dengan cara mengangkat batu tersebut. Adapun
tata cara yang harus dipenuhi pengunjung yang ingin mengangkat batu tersebut
antara lain:
- Minta ijin juru kunci untuk mengantar dan membukaan pintu batu bobot, termasuk petunjuk doa doa apa saja yang di anjurkan
- Memiliki tujuan khusus ziarah (tidak hanya coba-coba) peziarah dianjurkan membawa bunga telon (mawar, cempaka dan kenanga). Bunga tersebut sebagai fungsi untuk syarat ritual agar batu bobot memiliki kekuatan magis.
- Peziarah laki-laki duduk bersila sedangkan untuk perempuan dua kaki ditekuk, bunga telon di tabur diatas batu bobot sambil mengucapkan do’a dan berserah diri kepada sang pencipta (Allah SWT). Karena kekuasaan Nya batu diangkat dan segala sesuatu dapat terjadi didalam ruang batu bobot tersebut.
Dokpri: Foto bersama Juru kunci usai wawancara |
Menurut juru kunci panggilan akrab ndan Ali, peziarah yang datang berasal dari penjuru tanah air, bahkan antrian akan terjadi saat malam jumat kliwon. mulai pukul 17.00 WIB sampai dengan 05.00 WIB. Peziarah watu bobot kebanyakan mereka yang sebelumnya melakukan ritual ziarah di kadilangu Demak.
Jika cocok batu akan terasa ringan,
tetapi jika tidak cocok maka batu akan terasa berat bahkan kadang tidak dapat
bergeser dari tempatnya. Percaya atau tidak, semua tergantung dari
masing-masing. Tuhan menciptakan benda-benda di Alam pasti ada manfaatnya untuk
kehidupan manusia.
salam
Setiawan Widiyoko
joss infone..
ReplyDelete