Dokpri: Warga Gubug gotong royong membersihkan Jembatan |
Hujan yang mengguyur di beberapa kabupaten di Jawa Tengah sejak minggu (9/10) pukul 14.00-22.00 WIB seperti kabupaten Semarang, Sragen, Boyolali, Salatiga dan Grobogan berakibat Grobogan harus Siaga 1 Banjir.
Diantara kabupaten lainnya Grobogan jika dilihat dari peta Kontur seperti mangkok yang dikelilingi gunung dan bebukitan dengan sungai-sungainya yang bercabang mengalir sampai ke Pati, Jepara, Demak dan Kudus.
Menurut BMKG Grobogan, beberapa kecamatan potensi banjir adalah Tegowanu, Tanggungharjo, Gubug, Kedungjati, Karangrayunh, Godong, Penawangan, Klambu, Brati, Purwodadi, Wirosari, dan kecamatan Grobogan,
Di antaranya kecamatan potensi banjir itu, Gubug, Tanggungharjo, Tegowanu memiliki Potensi besar mendapatkan kiriman air hujan dari Salatiga, Sragen, Boyolali dan Ungaran melalui Daerah Aliran Sungai Tuntang. Keberadaan DAS Tuntang ini mengalir sampai di Kedungjati barulah sungai ini mengalir melalu sungai kecil dan beberapa sungai hasil Sudetan.
Minggu malam sekira Pukul 23.00 WIB sungai Tuntang mulai meluber di desa Ngroto di susul info dari Polsek Gubug senin (10/10) pukul 00.23 WIB tanggul Papanrejo mulai Jebol, pemilik kios di pasar Gubug pun ramai-ramai membantu petugas untuk siaga karena dampak dari luapan dapat menggenai kios pasar Gubug.
Sampai berita ini ditulis pada senin pagi, kondisi cuaca sudah mulai cerah, sedangkan petani-petani di daerah DAS mulai berdatangan untuk bergotong royong membersihkan sampah-sampah yang berada di bawah Jembatan.
Dokpri: Jembatan Gubug |
Akibat dari Luapan DAS kerugian banyak dialami oleh para Petani karena beberapa ratus hektar lahan harus di Genang banjir, para petani ini kebanyakan sedang menanam Jagung, Kacang Hijau, padi, Tembakau, Bawang Merah dan Palawija lainnya
Dokpri: Lahan persawahan tergenang air |
Air luapan DAS tidak bagus jika masuk ke lahan persawahan, karena air yang keruh bercampur lumpur akan mengurangi kadar dan unsur hara pada tanah tersebut.
Mari bersama menjaga kualitas lingkungan kita untuk pembangunan berkelanjutan, jika tidak sekarang kapan lagi, jika tidak dari kita sendiri lantas siapa lagi. Alam akan selalu mengikuti perkembangan manusia, jika kita baik kepada alam maka sebaliknya alam akan baik kepada kita.
Grobogan, 10 Oktober 2016
Salam
Setiawan Widiyoko
No comments:
Post a Comment
Komentar anda sangat bermanfaat